Berita terbaru

Keluar Rumah Tak Bermasker; Kapolres Siapkan Langkah Persuasif.

Gerakan memakai masker tampaknya disaat-saat genting seperti ini begitu penting adanya. Apalagi agar supaya tetap sehat, tidak tertular pandemi Covid-19.

“Memakai masker adalah himbauan dari pemerintah pusat, seperti yang disampaikan Bapak Presiden dan WHO,” kata Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan sekaligus Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto, kemarin (30/04) di Pendopo Kabupaten.

Disela Press Release perkembangan situasi terkini Covid-19 tersebut, pihaknya ke depan akan melakukan tindakan persuasif kepada masyarakat yang masih enggan pakai masker berupa himbauan dan larangan. Mengingat data resmi yang dihimpun masih menunjukkan tren negatif.

Taklupa ia juga mengapresiasi terhadap langkah dan upaya yang dilakukan para relawan yang mengabdikan diri bersama seluruh lapisan pemerintah dalam menghadapi Virus Corona ini. “Teman-teman (Relawan) selalu ada, terima kasih,” ungkap Dia.

Momentum bulan suci Ramadhan, Didik begitu memahami kondisi tersebut. Masyarakat harus berbelanja kebutuhan menjelang berbuka, pihaknya mempersilahkan masyarakat yang terpaksa keluar rumah untuk berbelanja, namun ia sangat menegaskan untuk seperlunya saja. “Cukup berbelanja saja,” imbuhnya. (budi/riy/Tika/DiskominfoPacitan).

Pak In Kembali Terima Bantuan; Hari Ini 20 Karton Kangen Water

Enagic 501 Kabupaten Pacitan serahkan bantuan 20 karton Kangen Water dan 20 botol Hand Sanitizer teruntuk pasien Positif Corona dan para medis yang menangani pandemi ini. Bantuan itu diterima secara simbolis oleh Bupati Pacitan Indartato sekaligus Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan didampingi Jubirnya Rachmad Dwiyanto, pagi ini di pendopo kabupaten (04/05).

Sri Puji Setyaningsih Ketua komunitas tersebut mengaku kepada Diskominfo Pacitan, pihaknya sangat bersyukur dapat ikut serta membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 tersebut.

“Kami akan berusaha membantu para pasien dan petugas medis ini secara berkelanjutan. Namun saat ini masih terkendala botol yang susah dicari, namun kami tetap berusaha,” ujar Sri yang lebih akrab dipanggil Bu Iput Muid, istri Mantan Wakil Bupati Pacitan Abdul Muid tersebut mengungkapkan.

Bupati Pacitan usai penyerahan tampak bangga dengan hilir mudik masyarakat dan komunitas yang turut membantu pemerintah, termasuk yang dilakukan Enagic 501 ini. “Mudah-mudahan kepedulian dari para donatur ini membawa berkah untuk kesehatan,” kata Pak In.

Malahan, Pak in mengaku ternyata pemerintah butuh sesuatu yang teramat mendesak, harus segera dibantu seluruh lapisan masyarakat. Kebutuhan tersebut ialah partisipasi atau participation dalam bahasa Inggris, menurut KBBI berarti keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam satu tujuan.

Tujuannya apa? jelas, memberantas Covid-19 di negeri ini diawali dari kekompakan dan semangat masyarakat Kabupaten Pacitan. “Jujur saja kita butuhnya banyak, Partisipasi, mengawasi jalannya program, melaksanakan dan mengkampanyekan protokol kesehatan yang didukung Doa segenap masyarakat,” harap Dia. (budi/wan31/rch/tika/DsikominfoPacitan).

Gugus Tugas: Hingga Saat Ini RS Medical Mandiri Aman Covid-19

Rahmad Dwiyanto, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan. (Foto: Diskominfo)

Pacitan – Data hasil rapid test karyawan salah satu rumah sakit swasta sempat menyebar di media sosial. Tak ayal masyarakat pun dibuat was-was. Bahkan ada yang mengartikan jika para petugas medis tersebut positif Covid-19.

Menanggapi hal itu, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan, Rahmad Dwiyanto mengaku prihatin. Apalagi dampak yang terjadi akibat tersebarnya kabar itu sangat terasa.

Berdasarkan laporan yang dia terima, lanjut Rahmad, ada pasien yang pulang paksa karena takut tertular Corona. Di sisi lain ada dugaan pengucilan dari warga terhadap tenaga medis yang bekerja di runah sakit tersebut.

“Nah yang terjadi ini adalah kabar yang keliru diterima oleh masyarakat. Seakan-akan di (rumah sakit) Medical Mandiri semua terpapar Covid-19. Padahal bukan itu intinya,” kata Rahmad, Senin (4/5).

Kepala Diskominfo itu kembali menegaskan jika hasil rapid test reaktif belum tentu menunjukkan seseorang positif Corona. Untuk memastikannya masih harus dilakukan swab test. Tes terakhir ini akan menunjukkan status kesehatan seseorang.

Rahmad juga mengakui jika rumah sakit Medical Mandiri merupakan mitra pemerintah daerah. Fasilitas kesehatan swasta itu sudah berjuang bagi kesehatan masyarakat dalam bentuk pelayanan pasien. Pemkab pun mendukung penuh aktivitas rumah sakit tersebut sebagai salah satu aset layanan kesehatan.

“Gugus tugas menyampaikan statemen kepada masyarakat bahwa rumah sakit Medical Mandiri sampai dengan saat ini masih bebas dari Covid-19. Sehingga masyarakat aman untuk berobat ke sana,” tandasnya.

Di sisi lain para tenaga medis yang menjalankan tugas juga dinyatakan bebas dari Covid-19. Oleh karenanya masyarakat tidak perlu takut tertular. Yang terpenting masyarakat disiplin bermasker saat keluar rumah sekaligus jaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain.

Berkenaan kejadian tersebut, atas nama gugus tugas Rahmad menyampaikan permohonan maaf. Terutama terkait beredarnya data yang seharusnya hanya menjadi konsumsi internal. Koreksi pun akan dilakukan sehingga ke depan kinerja gugus akan semakin baik dan sesuai harapan.

“Tentunya dengan kejadian ini kami dari gugus akan mengoreksi segala protap yang sudah dijalankan. Kita akan melakukan koreksi terhadap hal-hal yang dipandang masih kurang bagus, kurang sempurna,” ucapnya seraya minta dukungan masyarakat dalam memerangi Covid-19 di Kabupaten Pacitan. (Diskominfo)

Tentang Covid-19, Jubir: Jauhi penyakitnya, Jangan Orangnya

Pacitan – Beredar kabar adanya dua petugas medis di Pacitan yang ditolak warga saat hendak pulang. Hal tersebut karena warga khawatir tertular Covid-19. Padahal kedua orang tersebut ternyata belum menjalani rapid test.

“Terjadi penolakan terhadap dua perawat salah satu sarana kesehatan swasta di Pacitan,” demikian kata Rahmad Dwiyanto, Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan, Minggu (3/5).

Dikatakan Rahmad, hal tersebut berpotensi menciptakan situasi kurang kondusif. Apalagi sebagai warga, kedua tenaga medis berhak pulang ke rumahnya. Sedangkan kondisi fisiknya sehat dan belum menjalani tes.

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan pemahaman terkait status seseorang. Bahkan bagi yang dinyatakan reaktif usai rapid test sekalipun belum tentu yang bersangkutan positif Covid-19.

“Masih harus ditindaklanjuti dengan tes swab untuk membuktikan yang bersangkutan positif Corona atau tidak,” papar Kepala Diskominfo tersebut.

Gugus tugas minta masyarakat setempat tidak menjauhi keduanya. Terlebih sampai menolak kedatangan mereka ke rumah masing-masing. Tentu saja hal tersebut juga berlaku bagi warga yang melakukan karantina.

“Jauhi penyakitnya, jangan orangnya,” tegas Rahmad.

Gugus tugas, tambah Rahmad, sudah berkoordinasi dengan bidang keamanan. Rencananya PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) bersama gugus akan melakukan mediasi. Upaya itu juga disertai sosialisasi kepada warga.

“Harapan kami semua pihak memahami dan tidak ada penolakan lagi,” pungkas Rahmad Dwiyanto. (Psl/Psl/Diskominfo)

Jubir Gugus Tugas: Jangan Panik, Jalankan Protokol Kesehatan Cegah Corona

Rahmad Dwiyanto, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Pacitan. (Foto: PS/Diskominfo)

Pacitan – Daftar nama peserta rapid test beredar di media sosial. Bahkan sebagian disebut hasilnya reaktif. Padahal data terkait pasien bersifat rahasia. Apa kata Gugus Tugas?

“Namun hal itu sudah beredar di masyarakat, entah siapa yang mengedarkannya,” kata Rahmad Dwiyanto, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Pacitan, Minggu (3/5).

Rahmad mengingatkan jika hasil reaktif saat rapid test belum sepenuhnya menunjukkan seseorang positif COVID-19. Untuk memastikan, yang bersangkutan masih harus menjalani swab test.

Di sisi lain, untuk pasien yang sudah menjalani rapid test dengan hasil reaktif sudah dikarantina di wisma atlet. Masyarakat pun diimbau tidak resah berkaitan dengan informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Selama masyarakat menjalankan protokol kesehatan insya Allah aman tidak tertular virus corona,” tandasnya.

Masyarakat pun diharapkan tidak tahut akan keberadaan mereka yang reaktif selama mereka menjalankan karantina secara disipilin. Jika warga mendapati mereka tidak disiplin, diminta melapor ke gugus tugas.

“Diharapkan masyarakat tidak berstigma negatif kepada mereka yang reaktif rapid test maupun mereka yang harus karantina, baik mandiri, di wisma atlet atau di RSUD,” tegasnya.

Rahmad kembali berpesan agar masyarakat tetap membiasakan pola hidup bersih dan sehat. Antara lain dengan sering cuci tangan pakai sabun di air yang mengalir. Selain itu juga menjaga jarak setiap interaksi sosial minimal 2 meter.

“Berikutnya bekerja belajar dan beribadah di rumah. Tidak keluar rumah bila tidak mendesak dan selalu pakai masker bila keluar rumah dan berintetaksi sosial,” pungkasnya. (PS/PS/Diskominfo)