Berita terbaru

Menarik Biaya Parkir AE-X Dan Y Melanggar Peraturan

Sesuai peraturan biaya parkir jalan di wilayah Kabupaten Pacitan menggunakan sistem berlangganan yang dibayar per tahun, saat kendaraan melakukan pajak tahunan dengan tarif Rp. 12.000 untuk roda 2 dan Rp. 20.000. untuk roda 4,  diberlakukan sejak tahun 2011 lalu.

“Parkir berlangganan ini hanya untuk parkir yang di pinggir jalan,” ujar Wasi Prayitno Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pacitan. Hari ini, (05/02/2020). Di luar area khusus, seperti di pasar, Rumah Sakit dan terminal dan yang lain tetap dikenai tarif sesuai dengan kebijakan masing-masing.

Sedang untuk penataan parkir, Dishub Pacitan telah menyiagakan 60 petugas. Mereka berkewajiban menata parkir, dan mengenai tarif kepada kendaraan berplat luar Pacitan atau AE-X dan Y. “Saya tidak mengatakan tidak apa-apa (memberi uang kepada petugas parkir), tapi itu terserah kepada kedua belah pihak (pemilik kendaraan dan petugas parkir Dishub). Yang salah itu yang menarik” tegas Wasi.

Sementara di lokasi dan momentum tertentu acap kali bermunculan parkir liar, mereka secara terang-terangan menarik biaya parkir kendaraan, Wasi menegaskan bahwa hal tersebut tidak memiliki dasar hukum dan melanggar peraturan.

Sehingga keadaan ini menjadi perhatian baik Dishub Pacitan dan instansi terkait. “Menarik biaya parkir pasti salah. Berarti pelanggaran, kalau pelanggaran urusannya aparat,” tegas Dia. Menandakan kegiatan parkir liar di pinggir jalan beresiko karena melanggar Perda Kabupaten Pacitan Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Retribusi Pelayanan Parkir Ditepi Jalan Umum.

Meski demikian Wasi menegaskan tidak semua tepi jalan dapat digunakan sebagai tempat parkir. Semisal sekitaran Alun-alun, termasuk Jalan Ahmad Yani, sesuai tanda marka ruas itu digunakan untuk pengguna sepeda “Ini sudah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Badan Libang dan forum lalu lintas,” pungkasnya. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Konsisten Program Mitigasi Bencana, Pacitan Raih Penghargaan BNPB

SERIUS MITIGASI: Bupati Indartato memegang piagam penghargaan di sela Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana 2020 di Sentul, Bogor, Jabar. (FOTO: Istimewa)

Bogor – Sebagai daerah dengan tingkat risiko bencana tinggi, Kabupaten Pacitan selalu siaga terhadap kemungkinan terjadi bencana alam. Tidak hanya ketika musibah terjadi, kesiapan penanganan pasca bencana juga menjadi perhatian. Demikian pula penguatan mitigasi bagi masyarakat.

Atas upaya tersebut, Kota 1001 Gua mendapat Anugerah Bidang Kebencanaan Tahun 2020 langsung dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Penghargaan diberikan atas partisipasi aktif Kabupaten Pacitan dalam penanggulangan bencana tahun 2019.

Penghargaan diterima bupati Indartato dalam acara rapat koordinasi penanggulangan bencana tahun 2020 di Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020). Turut dalam acara tersebut Komandan Kodim 0801 Letkol Inf Nuri Wahyudi dan Wakapolres Pacitan Kompol Sunardi.

Induk lembaga penanggulangan kebencanaan itu menilai Kabupaten Pacitan memiliki manajemen kebencanaan cukup baik. Tidak hanya itu, pemkab melalui BPBD sangat mendukung serta merespon cepat terhadap program-program BNPB. Seperti program mitigasi bencana, kedaruratan, rehabilitasi serta rekonstruksi.

“Intinya, BNPB sangat mengapresiasi kegiatan mitigasi yang dilaksanakan mandiri oleh BPBD,” kata bupati Indartato usai serah terima penghargaan.

Lebih lanjut Bupati Indartato menyampaikan apresiasi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Forkopimda, DPRD, OPD, serta masyarakat atas kesadaran menyikapi potensi bencana di Pacitan. Tanpa ada kerjasama semua pihak, penanganan bencana tidak akan berjalan dengan baik.

Kasi Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Diannitta Agustinawati menambahkan beberapa program mitigasi bencana yg selama ini berjalan antara lain Desa Tangguh Bencana, Keluarga Tangguh Bencana, serta melakukan sosialisasi di sekolah mulai SD sampai SMA. Materi mitigasi bencana juga telah masuk mata pelajaran Geografi dan Penjaskes di tingkat SMA.

“Kita juga memberikan pemahaman kebencanaan kepada anak anak usia dini melalui perlombaan seperti mewarna gambar bertema bencana” katanya. (Riez/Humas/PS/Diskominfo)

Atasi Ancaman Pemadaman Sepanjang Musim Hujan PLN Rayon Pacitan Siagakan Seluruh Petugas

Apapun keadaannya listrik harus tetap menyala. Ini adalah harapan semua orang, termasuk PT PLN Rayon Pacitan. Datangnya musim hujan acap kali menimbulkan gangguan di hampir semua wilayah di Kabupaten Pacitan.

Irham Maulana, Manajer PLN Rayon Pacitan hari ini, (04/02/2020) di ruangnya mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai pencegahan dengan menerjunkan tim Right Of Way (ROW) yang bakal menyapu ranting dan pohon yang berpotensi menyentuh jaringan. “Kegiatan ini kami laksanakan setiap pagi yang melibatkan 17 personil,” ujar Irham.

Irham melanjutkan hampir seluruh wilayah di Kabupaten Pacitan sebetulnya memiliki potensi gangguan, pasalnya kondisi geografisnya yang berbukit yang didukung dengan banyaknya pohon yang terlalu dekat dengan jaringan, sehingga ketika hujan tiba biasanya pohon yang berada di tebing tumbang lalu mengenai jaringan.

Selain tim ROW, PLN Rayon Pacitan juga telah siagakan seluruh petugas, terbagi menjadi 3 shift yang selalu siap 24 jam. Sehingga apabila terjadi gangguan, tim yang dibekali dengan berbagai pengalaman dan peralatan tersebut akan melakukan pelayanan cepat.

“Kita juga meminta bantuan kepada masyarakat, apabila tim PLN melaksanakan pengamanan jaringan mohon diijinkan. Takutnya satu dahan malah memadamkan satu kecamatan. Termasuk menginformasikan ke teman-teman jika ada pohon yang berpotensi menimpa jaringan. Juga ketika terjadi pemadaman, supaya diinfokan agar segera kita tindaklanjuti. Jangan dilakukan sendiri. Bahaya,” himbau Irham. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Antraks Merebak Di Gunung Kidul; Pacitan Tetap Terkendali

Kasus antraks di awal tahun 2020 cukup meresahkan peternak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan melakukan berbagai upaya pencegahan supaya penyakit yang menyerang binatang dan bisa menular kepada manusia tersebut tetap terkendali.

Utamanya yang menjadi pusat perhatian adalah di Lima kecamatan yang telah tertular antraks di tahun 2016 silam, Agus Sumarno Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian kepada Diskominfo Pacitan mengungkapkan, upaya pencegahan telah dilakukan sejak awal antraks merebak di Gunung Kidul mulai sosialisasi, vaksinasi hingga desinfeksi. “Sejak tahun 2016 kita telah melakukan vaksinasi sebanyak 60.000 dosis,” ujar Agus, hari ini, (03/01/2020).

 Langkah pencegahan penting mengingat antraks cukup berbahaya, dengan ciri-ciri binatang ternak akan menunjukkan gejala demam disertai gelisah, lalu secara mendadak akan mati dengan tanda keluarnya darah dari lubang hidung, mulut, telinga dan anus. Tetapi disisi lain semua jenis antibiotik dengan dosis tertentu sebenarnya dapat melumpuhkan bakteri tersebut.

 Upaya lain, Agus ke depan juga akan melaksanakan program pelayanan hewan terpadu di beberapa titik wilayah perbatasan, termasuk pengawasan dan disempurnakan dengan pemberian vaksinasi. Karena lalu lintas ternak dari luar Kabupaten Pacitan tetap menjadi perhatian utama supaya Kabupaten Pacitan tetap terkendali. “Dalam waktu dekat kita juga akan menyemprotkan desinfektan pada kendaraan yang mengangkut ternak,” terangnya.

 Agus bersyukur, pemahaman dan kesadaran peternak terhadap bakteri yang bernama lengkap Bacillus Anthracis ini cukup tinggi. Membuat masalah tersebut dapat cepat tuntas di tahun 2016 lalu. Hal ini modal dasar yang penting supaya antraks tidak lagi merebak di Kabupaten Pacitan, meski kota lain saat ini sedang darurat Antraks.

 Beberapa langkah mandiri juga kembali diingatkan oleh Agus kepada para peternak di Kabupaten Pacitan, terutama menjaga kebersihan kandang dan lingkungan kandang dan memberikan pakan yang baik sesuai dengan kebutuhan hewan. Kedua hal tersebut merupakan pencegahan dasar yang dapat dilakukan. “Segera melapor kepada petugas jika menemukan tanda-tanda pada binatang ternak. Secepatnya,” pungkas Agus. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Gerabah Purwoasri; Kental Nilai Seni Dan Sejarah

Keterampilan Surati dan sebagian besar perempuan di Dusun Gunung Cilik, Purwoasri, Kebonagung, dalam menciptakan kerajinan gerabah menyimpan nilai seni dan sejarah, jemari terampilnya terlatih sejak mereka masih belia, diturunkan dari orang tuanya secara turun temurun.

“Saya sejak kecil kelas 2 SD sudah belajar membuat gerabah,” kata Surati saat ditemui di rumahnya, hari ini (31/012020). Pengakuan tersebut secara tidak langsung menunjukan bahwa keterampilan yang dimiliki perempuan di Gunung Cilik tidak perlu dipertanyakan.

Tanah sebagai media utama dalam membuat gerabah harus memenuhi standar, selanjutnya berbagai campuran lain dimasukkan dengan komposisi tertentu, hasilnya gerabah yang yang dihasilkan dari Gunung Cilik memiliki kualitas tinggi yang tidak akan lekang oleh waktu.

Termasuk pada proses finishing dilakukan dengan ketelatenan tinggi untuk menjaga kualitas, baik pengecatan untuk jenis pot dan vas bunga. Termasuk proses pembakaran dengan jenis kayu tertentu menciptakan kematangan sempurna ditandai warna merah.

Gerabah, satu kerajinan tradisional di masa kini tetap elok meskipun bersanding dengan barang elektronik di ruang minimalis, atau diantara porselen mahal di meja makan dan di dapur. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)