LPG 3 Kg Hanya Untuk Masyarakat Yang Kurang Beruntung

Kelangkaan Gas LPG 3 kilogram atau biasa disebut Tabung Melon seringkali langka dipasaran, menindaklanjuti hal tersebut pemerintah kembali mengingatkan kepada para ASN Pusat, ASN Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang berdomisili di Kabupaten Pacitan dan ASN Lingkup Pemkab Pacitan supaya tidak menggunakan tabung gas tersebut.

Selanjutnya surat himbauan tersebut juga disampaikan kepada Pimpinan atau Karyawan BUMN dan BUMD yang tinggal di Pacitan serta masyarakat Kabupaten Pacitan yang tidak memenuhi syarat menggunakan Gas LPG 3 Kilogram.

Untuk Pengusaha Mikro yang asetnya di atas Rp. 50.000.000 selain rumah dan bangunan atau memiliki omset di atas Rp. 300.000.000  dalam satu tahun dihimbau untuk tidak menggunakan gas melon. Sedang untuk kepemilikan LPG 3 Kg untuk konsumen rumah tangga maksimal 3 tabung, konsumen usaha maksimal 9 tabung.

Selanjutnya untuk sektor HEROKOIN yang meliputi Hotel, Restoran, Peternakan, Pertanian, Batik, jasa Binatu, Jasa Las yang bukan masuk kriteria usaha kecil di Kabupaten Pacitan supaya beralih ke tabung gas LPG Non Subsidi.

Pemberitahuan tersebut ditandatangai Bupati Pacitan Indartato dan diketahui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua DPRD Kabupaten Pacitan, PT Pertamina Regional IV Madiun, Hiswana Magas di Madiun dan SPBE di Pacitan. (DiskominfoPacitan).

Dinkes Pacitan Kembali Pilih Doter Kecil dan Duta Kesehatan Remaja 2019

Pemilihan Doter Kecil dan Duta Kesehatan Remaja tahun 2019 kembali digelar di Kabupaten Pacitan oleh Dinas Kesehatan Pacitan kemarin 10/10 di Gedung Karya Darma. Ratusan siswa dan siswi tersebut telah mengikuti berbagai  rangkaian tes dan ujian hingga dapat mengikuti pemilihan ini.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ratna Susy Rahayu mengatakan kegiatan ini kembali digelar karena banyak manfaat yang akan diperoleh para generasi muda di Pacitan, nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat akan tertanam pada anak sejak mereka masih belia.

Perilaku tersebut tidak bisa ditanam melalui orang tua dan guru saja, berbagai rangsangan harus dilakukan dengan berbagai cara. Metode tersebut tidak hanya akan menguntungkan peserta dan pemenang.

Secara langsung dan tidak langsung pengalaman yang mereka peroleh akan mereka bagikan kepada orang-orang disekitarnya baik keluarga, teman dan yang lain. “Mereka yang terpilih secara otomatis akan menjadi kader kesehatan disekolahan dan setiap kegiatan program UKS akan terlibat,” kata Ratna. (budi/rozak/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Bulan Ndadari Hadirkan Kreatifitas Anak Melalui Pertunjukan

Masih lekat dalam ingatan, saat temaram semburat purnama, rembulan utuh itu menjadi pertanda malam yang hidup di pedesaan, anak-anak dan orang dewasa keluar rumah menikmati malam yang cerah dengan berbagai tradisi.

Bulan purnama memiliki banyak kisah yang menjadi ide Sanggar LKP seni Pradapa Loka Bhakti untuk menyuguhkan momentum hangat itu, biar tetap terasa meski listrik kini telah menerangi kampung-kampung, termasuk di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku, ujung barat Kota Pacitan.

Mereka kali kelima mewadahi bocah-bocah untuk unjuk gigi, memamerkan bakat yang telah mereka pelajari tentang seni pertunjukan yang dikemas apik dialam terbuka dan tentu dibawah purnama beratap langit cerah lengkap dengan bintang-bintang, dinamai Pentas Bulan Ndadari atau Pentas Bulan Purnama.

Direktur kegiatan ini Deasylina da Ary mengungkapkan penikmatnya bukan saja masyarakat Pelem, tidak sedikit yang datang dari luar kota Pacitan, seperti Yogyakarta, Surakarta, Malang, Bandung dan lainnya.

“Anak-anak yang bahagia akan mudah menerima dan menyerap beragam informasi yang diterima panca indera. Mereka berani untuk mengeluarkan pendapat tanpa takut disalahkan,” kata Deasylina Kepada Diskominfo Pacitan 28/09.

Pentas Bulan Ndadari menambah panjang deretan seni budaya yang dimiliki Kabupaten Pacitan. Meskipun hanya bocah-bocah yang tampil di atas panggung, tapi Kedatangan Warga dari luar kota ini adalah bukti Bulan Ndadari menyuguhkan seni budara berkelas internasional yang layak untuk dinikmati.

Utamanya usai letih menghibur semua orang, Pentas Bulan Ndadari menjadi sarana anak-anak peserta didik Sanggar tersebut untuk menunjukan nilai raport kepada orang tua dengan suguhan berkualitas melalui kemandirian seluruh proses pertunjukan, tanpa campur tangan siapapun.

“Kami memandang hal ini penting, bahwa pendidikan seni dapat mendukung dan memperkuat pendidikan formal di sekolah, memberi ruang lebih bagi kreatifitas untuk pengembangan budi pekerti dan karakter anak dengan kegiatan nyata. Tujuan akhirnya untuk menumbuhkan spirit kemandirian dan jiwa kepemimpian (Leadership) anak. Senada Konsep Ki Hadjar Dewantara tentang esensi Pendidikan Indonesia, yang diadopsi menjadi prinsip utama pendidikan nasional kita, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya, manusia yang mempunyai karakter bangsa Indonesia yang berbudaya,” pungkas Deasylina. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dindik Pacitan Himbau Persiapkan Diri Jelang PPDB 2019

Pemerintah menghimbau kepada wali murid dan calon peserta didik yang hendak melanjutkan sekolah agar mempersiapkan diri untuk menentukan sekolah yang dipilih. Sesuai zonasi yang telah diterapkan menjelang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019.

 Tertuang pada Peraturan Bupati Pacitan Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Satuan Pendidikan Di Kabupaten Pacitan. Supaya pemerintah dapat segera mengetahui peta peserta didik dengan daya tampung sekolah.

 Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan Daryono (13/06) mengatakan sistem zonasi yang telah diterapkan tanpa perlu diragukan. Ditinjau peningkatan prestasi SMP dari angka 25 Se Jawa Timur naik ke posisi 23.

 Sedang siswa-siswi yang mengikuti USBN mulai Sekolah Dasar (SD) yang berjumlah 6.593 siswa dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah 5.663 siswa dinyatakan lulus 100 persen dengan prestasi merata ke wilayah-wilayah di luar Kecamatan Pacitan. “Sebab kurikulum yang digunakan sama, guru juga sama, mata pelajaran pun sama juga. Jadi saya berharap orang tua dan siswa untuk tidak merasa kuatir,” kata Dia.

 Pada Perbup dijabarkan 50 SMP dibawah naungan Dindik dibagi menjadi 12 zona atau satu wilayah kecamatan adalah satu zona, sedang untuk 417 Sekolah Dasar dibagi dalam zona desa dan kelurahan yang ada.

 Artinya sekolah dilarang menerima dari zona lain sebelum sekolah yang berada pada zona tersebut mendapat kuota penuh. “Untuk jalur prestasi tetap ada kuota kursi yakni sekitar 5 persen. Dan terpenting jangan merasa khawatir putra –putri bapak dan ibu tidak memperoleh kursi,” harap Daryono mengakhiri. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pelatihan Paralegal Kominfo Harapkan Generasi Cerdas Iptek

Kominfo Kabupaten Pacitan melakukan sosialisasi Informasi Teknologi dan Media Sosial yang di hadiri ratusan peserta

Dalam rangka Pelatihan paralegal bagi lembaga Desa Gunungsari Dinas Kominfo kabupaten Pacitan selasa 30/01 kemarin mengisi kegiatan dengan memberikan informasi tentang aturan kepada masyarakat mengenai bagaimana menggunakan media sosial Medsos. Dikarenakan  peraturan  media sosial ada di undang-undang No.11 tahun 2008 tentang ITE. Sosialisasi tersebut di hadiri oleh Plt Kepala Desa Gunungsari, masyarakat desa yang berjumplah duaratus perserta, tokoh masyarakat, serta organisasi pemuda Desa Gunungsari. Selanjutnya pihak Kominfo memaparkan bagaimana mengetahui benar tidaknya suatu berita di media sosial. Diharapkan kedepan masyarakat jeli memilih laman yang terpercaya, membaca berita terkait isu yang masih berhubungan serta mengetahui sumber dan menempatkan diri sebagai pembaca kratif dan kritis.

Supriono, S.sos, MM selaku kepala bidang Teknologi Informasi Kominfo kabupaten Pacitan menjelasakan, Saat ini ada banyak sisi positif penggunaan alat komunikasi, semakin lama semakin canggih dan praktis untuk dipergunakan sehari hari. “kita harus memfilter  seluruh informasi yang masuk, artinya masyarakat di tekankan dapat membatasi dan meyaring informasi dalam penggunaan medsos. Tujuanya untuk mengantisipasi berita-berita yang berbau sara dan sebagainya”. Paparnya seusai sebagai narasumber.

Dengan adanya sosialisasi, masyarakat terutama Pacitan diharapkan menjadi pembaca atau obyek yang cerdas dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini. “saya menghimbau kepada masyarakat agar dewasa dalam menggunakan Medsos, sehingga dampak positif dari TI dalam hal ini Medsos dapat kita peroleh maksimal”. Pungkas Supriono menutup wawancara.

(Anjar/Budi/Riyanto/Kominfo)