Kita Adalah Pelayan Masyarakat

Pemerintah mengapresiasi atas pengangkatan 190 Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K) di Kabupaten Pacitan, yang ditandai dengan penyerahan SK oleh Bupati Pacitan Indartato, pagi ini (02/02) di Pendopo Kabupaten.

Pegawai dengan kontrak paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun terhitung sejak Januari 2021 hingga Desember 2025 tersebut menduduki posisi tenaga pendidik dan penyuluh pertanian.

Bupati Pacitan Indartato dalam sambutannya mengingatkan, bahwa seluruh komponen yang ada di lingkup Pemda Pacitan merupakan satu subsistem besar pemerintah pusat. Sehingga semua keputusan tidak bersumber dari Pemda Pacitan. “Andai pemda (Pemkab Pacitan)red. mampu semua diangkat jadi PNS,” ungkapnya.

Meski diakuinya bahwa di Kabupaten Pacitan hingga kini kebutuhan SDM masih cukup tinggi, namun semua itu harus terbengkalai selama belum ada kebijakan baru dari pemerintah pusat.

Namun demikian Bupati mengajak kepada seluruh pegawai apapun golongannya untuk tetap fokus dalam mengemban amanah, tetap menjadi pelayan masyarakat demi mensejahterakan semua warga.

“Taati semua aturan yang ada, mari kita bersyukur karena masih banyak teman-teman yang tidak seperti kita. Jadi laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,” pungkas Pak In mengakhiri. (anj/zak/bd/Frd/ryt/ss/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Melambung; Corona Tembus 67 Kasus

Pernyataan resmi penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 kembali disampaikan Jubir Satuan Tugas Penanganan (STP) Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto, dalam rilisnya ia menyebut 67 orang hari ini terkonfirmasi virus Corona.
“Mewakili satuan Tugas kami memohon maaf belum bisa mengerem laju pertumbuhan kasus baru,” ujar Rachmad (01/02). Beruntung kasus sembuh hari ini kembali bertambah, sebanyak 39 orang, walaupun angka kematian hari ini juga kembali bertambah 1 kasus.
Sementara kasus baru masih didominasi Kecamatan Pacitan sebanyak 53 orang, disusul Punung 9, Tulakan 1, Donorojo 1, arjosari 1 dan Ngadirojo 1 kasus.
Dari kejadian ini, Kepala Diskominfo Pacitan tersebut meminta semua elemen khususnya pemerintah desa untuk bersatu dalam menghadapi Covid-19. Pasalnya makin banyaknya korban karena virus Corona, baik dengan penyakit penyerta maupun tanpa gejala apapun.
Sesuai kewenangan menghadapi Covid-19 adalah urusan bersama, minimal selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan melalui 7M, mulai Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Menjauhi kerumunan, Menghilangkan stigma, Meminimalisir mobilisasi, dan Mengurangi Menyentuh area Wajah. (DiskominfoPacitan).

Pasar Lesu; Pak In Berharap Pemerintah dan Masyarakat Bersatu

Sejak virus corona mewabah di Kabupaten Pacitan, berbagai sektor penting termasuk perekonomian mengalami goncangan yang cukup berarti. Bisa jadi ini dikarenakan turunnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan yang bersifat sekunder maupun tersier.
Heru Sukrisno, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kabupaten Pacitan mencatat dua pasar tradisional di Kecamatan Kota yakni Pasar Arjowinangun dan Minulyo yang paling merasakan imbasnya. “Pembeli turun mencapai 25 persen,” ujarnya (01/02).
Beruntung kondisi tersebut tidak merata di pasar-pasar yang berada di wilayah, pasar di kecamatan cenderung stabil meski di awal-awal pandemi juga sempat lesu.
Sementara Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan melihat langsung kondisi pasar Arjowinangun dan Minulyo, mengatakan situasi paceklik saat ini sejatinya merata dirasakan semua masyarakat dengan berbagai latar belakang pekerjaan. “Semua harus bersabar dengan kondisi ini,” himbau Pak In di depan media.
Sembari melihat langsung situasi perekonomian, Pak In juga memastikan para pedagang dan pengunjung pasar tetap disiplin terhadap protokol kesehatan.
Pemerintah yakin setelah pandemi berlalu, secara berangsur-angsur situasi perekonomian dan yang lain dapat kembali pulih dan normal seperti sebelumnya.
Oleh sebab itu Pak In meminta masyarakat bersedia bersatu dengan pemerintah, melalui berbagai program-program yang ada. Sehingga penanganan Covid-19 ini mudah dilakukan sehingga Kabupaten Pacitan menjadi zona hijau. “Yang telah Patuh terhadap protokol kesehatan saya ucapkan terimakasih,” pungkas dia. (bd/hf/Frd/rch/ss/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Bersyukur; Vaksinasi Berjalan Lancar

Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono yang menjadi pejabat publik pertama di Pacitan yang disuntik vaksin Sinovac.

Vaksinasi perdana Covid-19 di Kabupaten Pacitan yang berpusat di Puskesmas Mentoro Pacitan akhirnya dilaksanakan, sejumlah petugas medis, pejabat dan perwakilan tokoh agama mengambil jatah 2400 dosis Sinovac yang nanti dilaksanakan dalam 2 tahap.
Bupati Pacitan Indartato sayangnya tidak bisa mengikuti vaksin perdana tersebut, pada uji screening pria yang akrab disapa Pak In tidak masuk persyaratan, lantaran berusia 66 tahun.
Saya mohon maaf, semoga peraturan nanti berubah sehingga saya dapat ikut divaksin,” kata dia (30/01) didampingi dokter yang bertugas. Diketahui bahwa vaksin Sinovac bisa disuntikkan kepada masyarakat yang berusia dibawah 59 tahun, termasuk belum pernah terpapar Covid-19 dan beberapa ketentuan lain.
Akhirnya sejarah mencatat Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono yang menjadi pejabat publik pertama di Pacitan yang disuntik Sinovac, menyusul kemudian Komandan Kodim 0801 Pacitan, Kapolres Pacitan dan  Plt. Kadinkes Pacitan dr. Hendra Purwaka.

Sembari menunggu masa observasi Ronny Wahyono mengaku tidak merasa ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. “Biasa saja tuh, kalau tadi seperti digigit semut,” ucapnya sambil terkekeh.

Vaksinasi perdana ini juga digelar serentak di 17 puskesmas di Kabupaten Pacitan, selanjutnya Pemda Pacitan akan kembali mendapat suplai vaksin dari pemerintah pusat. “Kabarnya sore ini kita mendapat 2320 dosis,” terang dr. Hendra Purwaka Plt. Kadinkes Pacitan. (bd/anj/hf/Frd/ryt/ss/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Desak DAS Bengawan Solo Untuk Segera Bertindak

Tanggul penahan air di Desa Widoro dan Kembang Kecamatan Pacitan ambrol tergerus air.

Curah hujan tinggi hampir diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan yang terjadi (27/01) malam, membuat tanggul penahan air di Desa Widoro dan Kembang Kecamatan Pacitan tergerus air. Akibatnya gudang elektro serta masjid di dua desa tersebut terancam terbawa arus jika air kembali meninggi, apalagi jarak bibir sungai dan bangunan hanya 3 Meter.
Meski banjir yang terjadi tidak sebesar banjir akhir tahun 2017 silam, namun warga di dua desa tersebut was-was, mengingat hujan dengan intensitas sedang dan tinggi dipastikan masih terjadi.
“Selain Masjid juga ada lahan pertanian yang dapat merugikan petani kami,” Sahudi Kades Desa Kembang kepada media, Pagi tadi (28/01).
Kondisi demikian diharap Pemdes segera direspon Pemda Pacitan dengan membangun bolder, mengingat bronjong yang sebelumnya dipasang di bantaran tidak sesuai dengan jenis tanah di Desa Kembang. “Kami yakin holder lebih kuat dan tahan terhadap gerusan air,” lanjut Sahudi.
Sementara respon cepat ditunjukkan Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang(PUPR) kabupaten Pacitan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kabupaten Pacitan melakukan langkah-langkah strategis. salah satunya yakni kerja bakti bersama warga pemasangan Sand Back.
Sedang permohonan pihak desa terhadap instalasi bolder dipastikan tertunda, lantaran kewenangan aliran sungai adalah milik DAS Bengawan Solo. “Namun kami tidak bisa tinggal diam,pendekatan terhadap DAS Bengawan Solo akan terus kami lakukan, meski hari-hari ini terjadi reorganisasi,” ujar Yudo Tri Kuncoro, Kabid Sumber Daya Air PUPR kepada Diskominfo Pacitan melalui sambungan telepon. (bd/hf/rch/sus/dk/rch/tk/DiskominfoPacitan).