Terimakasih BPJS Ketenagakerjaan

Hari masih begitu pagi, BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Timur berbondong-bondong mendatangi Kantor Bupati Pacitan untuk menemui orang nomor 1 di pemerintahan tersebut, siapa lagi kalau bukan Bupati Pacitan Indartato.

Mereka kompak mengenakan Hoodie berwarna coklat susu, sehingga terkesan lebih muda dan penuh semangat. Namun bukan fashion mereka sehingga artikel ini dipublikasikan kepada khalayak ramai.

Tetapi komitmen BPJS Ketenagakerjaan atas pandemi covid-19, dengan menyerahkan bantuan kepada jajaran Satgas Covid-19 Pacitan. Bantuan tersebut meliputi 1 Ton Beras dan 100 paket sembako untuk masyarakat terdampak.

Komitmen tersebut sekaligus membuktikan bahwa selama ini pemerintah memiliki hubungan manis dengan seluruh instansi. Sehingga ketika terjadi sesuatu seperti pageblug, tanpa komando semua berbondong-bondong memberi perhatian.

Dodo Suharto, Deputi Direktur Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jatim yang menyerahkan bantuan membenarkan bahwa pemda selama ini mendukung berbagai program yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Pacitan. “Kami yakin dari sekian korban covid-19 diantaranya adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan,” kata Dia (24/07).

Mewakili masyarakat Pacitan Bupati Pacitan Indartato, menyampaikan terimakasih terhadap perhatian tersebut. Meski di satu sisi ia sangat menyadari bahwa pemda belum dapat membantu sepenuhnya berbagai program yang dijalankan BPJS Ketenagakerjaan.

“Saya berdoa semoga BPJS Ketenagakerjaan dapat melaksanakan perannya lebih baik lagi untuk masyarakat Pacitan,” harap Indartato. (anj/alazim/budi/rch/tika/DiksominfoPacitan).

Rilis 3 Kasus Baru, 1 Diantaranya Bayi

Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto kembali merilis 3 kasus baru, 2 kasus pertama adalah bayi berusia 5 bulan dan neneknya. Sedang untuk orang tua sebelumnya sudah menjalani karantina di wisma atlet. Mereka adalah transmisi dari cluster Sudimoro.

“Sementara bayi akan menjadi satu bersama sang ibu di wisma atlet, sedang neneknya yang berusia 60 tahun akan menjalani perawatan di RSUD dr. Darsono karena usianya yang masuk usia rentan,” ucap Jubir (23/07) di Ruang PPID Diskominfo Pacitan.

Sedang untuk pasien selanjutnya lanjut Jubir adalah seorang perantau dari kota Pahlawan, yang bersangkutan kebetulan tengah terjaring rapid test oleh petugas puskesmas setempat, dan menunjukkan hasil reaktif yang kemudian dilanjutkan dengan tes Swab. “Yang ketiga ini dari Ngadirojo,” lanjutnya.

Berdasar data beru penambahan tersebut, membuat total kasus di Pacitan menjadi 53, meninggal 2 kasus, sedang sembuh kini kembali bertambah 2 kasus dari cluster Temboro, sehingga total menjadi 30 kasus. Artinya yang kini menjalani perawatan sebanyak 21 kasus.

Dalam kesempatan tersebut Rachmad juga kembali mengharap dukungan masyarakat untuk turut serta dalam memerangi pandemi covid-19, dengan cara gampang yakni menjalankan dengan disiplin dan kesungguhan hati protokol kesehatan yang ditandai dengan 3M yaitu Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Awas Baby Boom; Angka Kehamilan Naik Selama Pandemi

Para pakar menyimpulkan bonus demografi di Indonesia tidak akan terjadi kecuali suksesnya sebuah program besar, yakni Keluarga Berencana (KB). Sebagaimana disampaikan di berbagai media akhir-akhir ini, bonus demografi berada di puncaknya pada tahun 2030.

Lalu apa sebenarnya bonus demografi dan kenapa momentum tersebut menjadi perhatian banyak negara di Dunia. Menurut istilah dari Data Penduduk Perserikatan Bangsa Bangsa, bonus demografi merupakan potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur pendek. Dimana usia kerja lebih besar dibanding proporsi bukan usia kerja.

Di Kabupaten Pacitan, saat ini terdapat 33 tenaga penyuluh KB aktif di bawah Dinas PPKB Dan PPPA Pacitan. Meski bukan angka yang ideal namun mereka mengemban tugas penting yakni menciptakan satu keluarga yang sejahtera. Ujungnya dari keluarga yang sejahtera adalah anak yang berkualitas, sebagai penerus keluarga maupun bangsa.

Namun saat ini pagebluk covid-19 menguji keluarga Indonesia yang diprogram menjadi sejahtera. Menurut hasil survey yang dilakukan dengan metode daring oleh BKKBN Provinsi Jatim menemukan fakta, selama pandemi berbagai capaian angka mengalami penurunan yang signifikan.

Sebanyak 95,8 persen keluarga mengalami gejala stres, angka yang cukup besar.  60,7 persen ekonomi keluarga menurun dan berujung pada penurunan kecukupan gizi, termasuk kenyataanya selama pandemi angka kehamilan bahkan secara nasional mengalami peningkatan.

“Artinya pandemi mempengaruhi sasaran program KB,” terang Kepala BKKBN Perwakilan (Kaper) Jatim Sukaryo Teguh Santoso, saat sambutannya dalam Bimbingan Teknis Program bangga kencana bagi penyuluh KB Kabupaten Pacitan. Hari ini (23/07) di Kantor Dinas PPKB Dan PPPA Pacitan.

Melihat realitas meningkatnya kehamilan di tengah pandemi, secara tidak langsung menimbulkan berbagai persoalan yang nantinya berujung pada masalah serius. Utamanya Baby Boom, stunting dan terpengaruhnya program pembangunan SDM generasi muda.

Namun demikian meski dalam armada yang terbatas, Petugas Penyuluh KB harus benar-benar bekerja ekstra demi menyelamatkan keluarga Indonesia. Inovasi Rabu Berbagi berwujud sedekah masker dan sembako harus dimaksimalkan sembari menebarkan kampanye-kampanye, terpenting saat ini masyarakat harus benar-benar memahami apa itu protokol kesehatan. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Akhiri Masa Lajang di Wisma Atlet

Satgas Penangan Covid-19 Pacitan tidak bisa berbuat banyak, saat salah satu pasien covid-19 berjenis kelamin laki-laki berusia 20 tahun yang masuk Wisma Atlet senin kemarin (20/07), diujung jadwal pernikahan. Tepat hari ini (23/07).

Kedua Mempelai terpaksa harus menjalani ijab qobul di Wisma Atlet meski dengan standar protokol kesehatan ketat. Beruntung info terbaru mempelai wanita yang berusia sama yaitu 20 tahun dinyatakan negatif covid-19.

Menurut penanggung jawab momen langka tersebut, dr. Johan Tri Putranto kepada Diskominfo Pacitan mengatakan, pihaknya merasa perlu memfasilitasi agenda sakkral kedua mempelai, namun tetap dengan protokol kesehatan yang ekstra ketat. Supaya tidak ada pihak yang dirugikan.

Satgas juga membatasi undangan pada momen itu, yakni kedua mempelai, wali, naib dan saksi-saksi, undangan juga dibekali APD level 2 lengkap. Untuk pendukung lain termasuk awak media diposisikan jauh dengan pasien dan berbeda di ruang terpisah. “Untuk Honeymoon sementara ditunda dulu sampai yang pria sehat,” ungkap Johan.

Meski prosesi pernikahan cukup sederhana, momen tersebut diharap mmberi kebahagiaan mempelai pria, selanjutnya menjadi motivasi kesembuhannya. (budi/rch/Dinkespacitan/DiskominfoPacitan).

Obyek Wisata Watu Bale, Pidakan Dan Soge Bisa Dikunjungi Wisatawan Lokal

Istri Bupati, Luki Indartato berpose di depan kamera membantu mempromosikan obyek wisata Watu Bale saat kegiatan penyerahan Sertifikat Pra-Evaluasi.

Marjuni Kades Jetak, Tulakan tertunduk lesu. Lantaran anggaran Dana Desa (DD) tahun 2020 sudah habis untuk kebutuhan penanganan covid-19. Berupa bantuan langsung kepada masyarakat terdampak.

Sementara pembangunan untuk pemaksimalan area wisata masih jauh dari kata sempurna. Sikap itu wajar, karena warga timur memiliki ambisi besar bersaing aktif dalam pembangunan pariwisata, demi mensejahterakan masyarakat.

Mengetahui itu Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan, T. Andi Faliandra terharu sekaligus merasa bangga terhadap mimpi membesarkan pariwisata timur Pacitan ini.

Momentum penyerahan piagam Pra Simulasi yang dilakukan hari ini (23/07) ia anggap sebanding dengan semangat dan komitmen yang ditunjukan seluruh pengelola pariwisata, utamanya di obyek wisata Watu Bale, Soge dan Pidakan.

Itu berarti mulai saat ini, 3 objek tersebut dapat menerima tamu dari lokal Pacitan, sampai pada tahap selanjutnya yaitu Evaluasi. Usai tahapan terakhir obyek-obyek yang memenuhi standar protokol kesehatan dapat menerima tamu dari mana pun. “Semua harus memenuhi standar AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru),” kata Andi.

Sementara Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan hadir menegaskan, saat ini pemerintah bukan hanya berkutat pada hal kemanusiaan, namun juga berfokus pada rana ekonomi. Ia berharap kepercayaan yang diberikan satgas dapat diemban dengan baik. “Kalau lahir cluster baru bisa di tutup. Bisa rugi kita semua,” pesannya.

Menyikapi uneg-uneg Marjuni, Bupati memastikan pemda secepatnya akan hadir memenuhi kebutuhan tersebut, meski objek tersebut dikelola pemdes setempat. Namun tetap sesuai dengan kemampuan yang ada. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).