Mas Aji Berharap Panen Hasil Belajar Guru Penggerak Tidak Sia-Sia

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengharapkan panen hasil belajar pendidikan guru penggerak bisa direplikasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal tersebut disampaikan Mas Aji saat menghadiri Lokakarya 7 Festival Panen Hasil Belajar Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 7 Kabupaten Pacitan di Gedung AKN Pacitan, Minggu (09-07-2023).

Bupati yakin dari sekian karya hasil belajar guru penggerak banyak yang bisa diaktualisasikan untuk pembelajaran. Harapannya, karya-karya tersebut bermanfaat serta tidak berhenti sia-sia.

 

“Saya juga minta sekolah bisa lebih inovatif dan memperhatikan kondisi lingkungan sekolahnya. Tidak perlu menunggu harus ada perbup atau perda lebih dulu untuk berinovasi tapi sebaliknya bisa muncul dari bawah,” katanya.

 

Mas Aji sangat mengapresiasi para pendidik yang bersemangat mengikuti program guru penggerak ini. Karena tugas guru saat ini semakin bertambah berat dengan segala tantangannya. Pola pendidikan lalu tidak bisa disamakan dengan pola pendidikan sekarang. Melalui program guru penggerak diharapkan bisa menjawab tantangan tersebut.

 

“Hasil dari program ini mungkin tidak bisa dilihat untuk satu dua tahun mendatang tapi belasan bahkan puluhan tahun ke depan dan yang terpenting bagaimana kita menempatkan diri dengan mengedepankan rasa cinta dan syukur kita,” pungkas Bupati.

Pastikan Berwisata ke Pacitan Aman, Setop Berenang di Sepanjang Pantai

Fenomena gelombang tinggi diperkirakan masih terjadi di Selatan Jawa dalam beberapa hari ke depan. Pemkab Pacitan mengimbau pengunjung objek wisata pantai tak berenang di perairan.

“Objek wisata tidak kita tutup. Namun kita imbau wisatawan tidak berenang di sepanjang garis pantai,” terang Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, Sabtu (8/7/2023).

 

Memang, lanjut Erwin, gelombang tinggi yang terjadi tak lepas dari siklus Equatorial Rossby yang terjadi pada momen-momen tertentu. Ketinggiannya pun diperkirakan mencapai 6 meter.

 

Kepala Disparbudpora Pacitan Turmudi bilang sejak kondisi ombak laut berubah tinggi, pihaknya langsung melakukan antisipasi. Petugas di kawasan berpatroli memastikan wisatawan tidak bermain air.

 

Tidak itu saja, pada garis pesisir yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia juga dipasang tanda bahaya. Bendera merah yang tertancap itu menjadi pembatas agar pengunjung tidak masuk ke zona bahaya.

 

“Peringatan sudah kami pasang pada area-area yang tidak memungkinkan untuk pengunjung bermain air,” paparnya.

 

“Tetap patuhi rambu maupun arahan petugas. Utamakan keselamatan bersama agar tetap bisa menikmati keindahan panorama Pacitan dengan aman dan nyaman,” pungkasnya.

Pengurusan Imigrasi; Sekarang Bisa di MPP Perizinan

Pemkab Pacitan bekerjasama dengan Kemenag Kabupaten Pacitan berusaha memudahkan proses pengajuan Paspor untuk Calon Jamaah Haji (CJH) Pacitan cukup dari Mall Pelayanan Publik (MPP), Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Pacitan.

 

“Sekarang tidak perlu ke kantor imigrasi di Ponorogo, tapi cukup di MPP Perizinan,” Kata Eny Setyowati Kepala DPMPTSP (21/03) kepada @pemkabpacitan.

 

Selain memudahkan pengurusan keimigrasian, khususnya bagi CJH dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), inovasi tersebut juga sangat penting untuk pemantauan orang asing yang banyak berlalu lalang di area wisata, seperti Watukarung dan Pancer.

 

Lebih lanjut, Eny mengatakan bahwa inovasi tersebut juga memudahkan para calon investor yang hendak menanam modal di Kabupaten Pacitan. “Investor bakal lebih percaya diri untuk investasi di Pacitan karena semakin banyak kemudahannya,” pungkas Dia.

 

Secara utuh MPP Perizinan telah mengawali pengurusan Imigrasi di Pacitan, sehingga komitmen utuh Pemkab Pacitan dibawah kepemimpinan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dapat tercipta sebaik mungkin. (PemkabPacitan).

Jadi Tuan Rumah Pertemuan PKK, DWP, PERWOSI dan GOW

Kabupaten Pacitan menjadi tuan rumah pertemuan TP PKK, DWP, Perwosi dan GOW se-Bakorwil 1 Madiun. Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh Ketua dan Pengurus TP PKK, DWP, Perwosi dan GOW se Bakorwil 1 Madiun tersebut merupakan kegiatan rutin yang berlangsung 3 bulanan.

 

Berlangsung di Pendopo Mas Tumenggung Djogokarjo, pertemuan berlangsung penuh keakraban. Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) yang hadir langsung untuk menyambut sangat mengapresiasi kegiatan dari para Srikandi tersebut. Tidak lupa, Mas Aji mempromosikan keindahan pariwisata Pacitan kepada para peserta.

 

“Pacitan itu komplet banyak tempat-tempat yang indah untuk dikunjungi, mangga dinikmati sepuasnya,” katanya.

 

Pertemuan rutin TP PKK, DWP, Perwosi dan GOW se-Bakorwil 1 Madiun dilaksanakan selain sebagai ajang silaturahmi juga menjadi sarana tukar informasi, tukar komunikasi serta berbagi program kerja masing-masing organisasi.

 

“Jaga diri dan keluarga, menjalin komunikasi dan koordinasi serta kerjasama yang baik,” terang Fitri Heru Wahono Santoso Kordinator TP PKK Bakorwil 1 Madiun.

 

@pemkabpacitan

@inb_indratanurbayuaji

@pkk_pacitan

@efi_suraningsih

 

#tppkkkabpacitan

#pacitan

Hajatan 278, Bupati Umumkan Bentuk Tim Sejarah Pacitan Sebelum Era Notopuro

Puncak acara Hari Jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan) Ke 278 hari ini (19/02/2023) berjalan khidmat, semakin sempurna lantaran didukung atmosfer cerah sehingga seluruh prosesi puncak yang digelar di Pendopo berjalan lancar.

Cukup menarik pada kesempatan ini, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dalam sambutannya dengan berbahasa krama menegaskan tiga hal penting yang bakal dilakukan pemerintah. Pertama pihaknya akan membentuk tim demi menelusuri kembali sejarah berdirinya dan peradaban tanah Pacitan.

“Kula suka purba wasesa dhumateng Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan ndhapuk “Tim Penelusur” Sejarah Pacitan. Salajengipun enggal miwiti ‘kajian’ utawi ‘penelusuran’ babagan kalawau, murih enggal kasembadan netepaken sejarahipun Pacitan,” katanya.

Berdasar Mas Aji meyakini bahwa sebelum era Raden Tumenggung Notopuro yang didapuk sebagai Bupati pertama di Kabupaten Pacitan, ada peradaban sebagai babad tanah Pacitan sekaligus cikal bakal.

Selain itu pihaknya juga menetapkan Baju Khas Pacitan, “Baju Khas Pacitan’ menika, kados ingkang dipun agem dening para Paraga Pangrukti Pusaka,” tambah dia.

Terakhir, berlatar semangat Nyawiji Pacitan Mukti, Mas Aji juga mengukuhkan Batik Motif Jagad, sebagai pelengkap batik motif Pacitan.

Terpenting peringatan Hajatan kali ini diharap Bupati tetap menjadi sarana sebagai upaya ‘Mulat Sarira’ (Mawas Diri), pelecut seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk berkarya. “Utamanya pemerintah demi melayani masyarakat,” pungkasnya saat diwawancarai wartawan. (PemkabPacitan).