BRI Cabang Pacitan enggan ketinggalan dukung Pemerintah
Kabupaten Pacitan. Sebagai mitra terpercaya, BRI menyerahkan bantuan berupa
sembako kepada Bupati Pacitan Indartato.
Selain sembako Bank berplat merah tersebut juga
menyumbangkan masker dan Alat Pelindung Diri (APD) yang bakal sangat bermanfaat
bagi petugas medis.
Partisipasi tersebut merupakan bentuk nyata eksistensi BRI
Cabang Pacitan dengan segala perhatiannya kepada masyarakat Kabupaten Pacitan.
Utamanya kepada mereka yang terdampak langsung pandemi Virus Corona.
Bantuan yang diserahkan kepada pemerintah Pacitan meliputi
8000 masker, 200 APD, 250 Paket Sembako dan 1 Wastafel. (DiskominfoPacitan).
Masyarakat Kabupaten Pacitan bersatu dalam menghadapi
kesulitan, termasuk kali ini saat menghadapi pandemi Covid-19.
Seperti yang dilakukan oleh CSR Intan Pariwara yang
menyerahkan bantuan kepada Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas
Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan berupa paket sembako dan thermogun.
Penyerahan ini diapresiasi Pak In, ia berharap bantuan
tersebut dapat meringankan beban masyarakat di Kabupaten Pacitan. Termasuk
memudahkan petugas penanganan Covid-19 dengan bertambahnya aset pengukur suhu.
Sebagaimana diketahui, Intan Pariwara senantiasa memiliki
kepedulian tinggi terhadap kesulitan masyarakat Kabupaten Pacitan dengan respon
cepatnya. (DiskominfoPacitan).
24 Puskesmas di Kabupaten Pacitan selasa kemarin (14/04)
mendapat pelatihan Rapid Tes dan pengambilan jaringan mukosa untuk Swab Tes
yang diselenggarakan Dinkes Pacitan bekerja sama dengan RSUD dr. Darsono
Pacitan.
Ini diselenggarakan di Puskesmas Tanjungsari Pacitan sebagai
langkah preventif jika terjadi hal yang tidak diinginkan, yakni ledakan angka
positif Corona seperti di negara Italia ataupun di Amerika.
“Merujuk dari BNPB status darurat ini sampai dengan 29 Mei
2020. Masih ada kemungkinan perpanjangan jika kondisi masih belum dapat
diatasi,” ujar Jubir Pemenangan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto
(16/04).
Pelatihan tersebut adalah langkah penting yang dilakukan
pemerintah, dalam waktu dekat pemda juga berencana melakukan lobi ke pemprov
untuk mendukung kemampuan para medis tersebut, dengan menyediakan sarana dan
prasarana seperti alat Rapid Tes hingga APD.
Rachmad mengaku, meski memiliki anggaran untuk pengadaan
tetapi pemerintah enggan membeli sendiri peralatan tersebut. Pemda lebih
memilih mekanisme yang ditetapkan pemerintah pusat. “Kami khawatir peralatan
tidak berstandar jika kita beli sendiri. Karena itu sangat berisiko,” lanjut
Dia.
Langkah ini dinilai cerdas jika merujuk pada tupoksi puskesmas
yang memiliki kedekatan kepada masyarakat hingga pelosok-pelosok desa. Meski
sebatas tes dan observasi. Namun dalam kondisi khusus peningkatan kemampuan
para medis di puskesmas tersebut bisa sangat penting dan dapat diandalkan.
(budi/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).
Perawat, dokter dan petugas medis lainnya adalah satu dari
garda terdepan penanggulangan penyebaran pandemi Covid-19. Tugas paramedis
penuh risiko sampai-sampai mempertaruhkan nyawa sendiri.
Masyarakat Kabupaten Pacitan harus bijaksana dan arif
melihat mereka, tanpa petugas medis tersebut bagaimana pasien dapat dirawat dan
diterapi supaya sembuh. Bayangkan jika pasien itu adalah keluarga kita, atau
bahkan justru kita yang menjadi pasien.
Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten
Pacitan Rachmad Dwiyanto meminta masyarakat Pacitan untuk tidak mengucilkan
petugas medis, tidak menganggap petugas medis sebagai momok yang harus dijauhi.
“Mereka sudah rela berkorban demi umat manusia dengan
berbagai risikonya, jadi jangan halang-halangi mereka untuk pulang bertemu
dengan keluarganya,” kata Rachmad.
Petugas medis telah memperhitungkan berbagai kemungkinan
untuk memutus penyebaran Corona, mulai dari penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) dan berbagai sterilisasi sebelum mereka benar-benar keluar dari ruang
isolasi. Termasuk berbagai tes yang ketat.
“Ingat jauhi penyakitnya bukan orangnya. Bagaimana caranya,
berkali-kali saya sampaikan gunakan masker, cuci tangan, social distancing itu
penting,” tambah Dia.
Termasuk menolak jenazah yang akan dikebumikan, hal ini
melanggar hukum dan larangan agama. Jika ditinjau dari berbagai sudut pandang
sekalipun jenazah tidak memiliki potensi menularkan penyakit apapun alasannya.
Justru malah provokator kejadian tersebut berakhir di balik jeruji besi.
(budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).
Bupati Pacitan Indartato kembali menyerahkan secara simbolis
Bantuan Pangan Non Tunai kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Program
keluarga Harapan (PKH) dan Non PKH bersumber dari basis data Kesejahteraan
Sosial (Kesos) di Kantor Desa Semanten, Kecamatan Pacitan. hari ini (14/04).
Bantuan tersebut meliputi Beras Berkualitas sebanyak 15
kilogram, Telur 1 kilogram, susu dan buah yang akan segera diserahkan kepada
penerima melalui 90 petugas yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan.
Usai penyerahan Indartato menyampaikan bahwa penyerahan
tersebut dipastikan dapat terealisasi di semua wilayah Kabupaten Pacitan pada
bulan ini, kepada masyarakat tanpa terkecuali sesuai dengan ketentuan.
“Kita segera cairkan supaya meringankan beban masyarakat di
tengah mewabahnya pandemi virus corona yang berdampak pada ekonomi masyarakat,”
kata Indartato didampingi Wakilnya Yudi Sumbogo, Kapolres Pacitan AKBP Didik
Hariyanto, Dandim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi dan jajaran Satgas
Penanganan Covid-19 Pacitan.
Meskipun pagebluk yang muncul pertama dari Kota Wuhan, China
tersebut melemahkan ekonomi masyarakat Pacitan, namun Indartato berharap KPM,
PKH dan Non PKH tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,
yakni pangan.
Indartato juga mengaku penyerahan tersebut bukanlah Jaring
Pengamanan Sosial, ini adalah program tetap dari pemerintah yang dihimpun sejak
tahun 2015 melalui Basis Data Terpadu. “Jaring Pengamanan Sosial ada lagi. Jadi
ini beda,” pungkas Indartato. (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).