65 Ton Beras Premium Diserahkan Kepada Masyarakat Terdampak Corona

Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan beserta seluruh jajaran membagikan sembako berupa beras berkualitas premium kepada masyarakat terdampak perekonomiannya karena pandemi Virus Corona. Mereka yang mendapatkan bantuan tersebut diantaranya adalah para pelaku UMKM, PKL hingga Ojek Online (Ojol), diserahkan secara simbolis oleh Bupati Pacitan Indartato, pagi ini (09/04).

Tidak hanya di seputaran kota, Bupati mengatakan pembagian ini akan diserahkan kepada masyarakat hingga di pelosok desa melalui berbagai ketentuan yang sesuai. “Kita bersama pemerintah pusat, pemprov melalui Jaring Pengamanan Sosial mendata masyarakat. Pemda Pacitan membagikan beras 10 Kilogram,” kata Bupati.

Pemerintah juga berencana merubah konsep pasar murah menjadi bantuan langsung untuk mendukung kebijakan tersebut sehingga lebih memudahkan masyarakat. “Kita akan laksanakan secara berkala. Jadi hari ini bersifat simbolis,” lanjut Bupati.

Secara konsep bantuan langsung tersebut akan disesuaikan, sehingga seluruh wilayah ada program tersebut. Termasuk ketentuan bagi penerima saat ini tengah dirumuskan, diharapkan Jaring Pengamanan Sosial ini tepat sasaran kepada mereka yang membutuhkan dan tidak terjadi kecemburuan.

Sementara Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan lain mengungkapkan, ada sekitar 25.000 sampai dengan 30.000 masyarakat terdampak pandemi Virus Corona yang akan memperoleh perhatian. Termasuk mereka yang menjadi pengangguran. (budi/rozak/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Sekali Lagi; Rapid Test Bukan Penentu Positif Covid-19

Penentunya adalah tes Swab, oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Puskesmas maupun Rumah Sakit di dalam jajaran Pemda dan Pemprov tidak memiliki kewenangan tersebut.

Ini kembali dikemukakan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan sekaligus Kadiskominfo Pacitan Rachmad Dwiyanto, yang mendapat beberapa aduan dari masyarakat melalui aplikasi Wadule, kemarin (07/04).

Secara teknis Rachmad yang juga mantan Kadinkes Pacitan itu mengatakan bahwa Rapid tes bersifat mengkonfirmasi adanya infeksi pada tubuh seseorang, namun Rapid tidak dapat membedakan bakteri atau virus secara spesifik baik Virus Influensa, MERS, Sars atau Covid-19.

“Hasilnya Reaktif saat ini oleh para dokter akan mengarah pada tindakan Covid-19. Karena sekarang sedang Pandemi Virus Corona,” ujar Dia. Keputusan menggunakan Rapid tes tersebut sebagai upaya dini dari pemerintah atas mewabahnya Virus Corona di ratusan negara di Dunia.

Rachmad juga menghimbau kepada masyarakat di kabupaten Pacitan supaya membaca segala informasi yang disampaikan oleh media dengan cermat hingga usai. Disamping itu Pemda Pacitan selama membangun akun resmi melalui sosmed Pemkab Pacitan dan website pacitankab.go.id yang selalu update setiap hari.

“Saya sebagai Juru Bicara Satgas Penanganan Pandemi Covid-19 di dalam etika berkomunikasi kepada siapapun adalah jujur dan tidak ada yang kami tutup-tutupi,” pungkas Rachmad. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

4179 Ton Beras Siap Untuk Puasa Dan Idul Fitri

Stock ketersediaan pangan untuk masyarakat Kabupaten Pacitan aman hingga tiga bulan ke depan. Cukup untuk kebutuhan ibadah bulan puasa dan perayaan hari raya idul fitri 1441 Hijriyah di tengah pandemi Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, diikuti sejumlah Menteri terkait dan seluruh Gubernur, Walikota dan Bupati se-Indonesia. kemarin (07/04) melalui Video Conference dengan aplikasi Zoom di ruang rapat Bupati.

Stok ketersediaan pangan berupa beras saat ini mencapai 4179 Ton dan jagung sebanyak 100 Ton. Untuk dan daging sapi dan daging ayam justru mengalami surplus, berbanding terbalik dengan daging ayam yang saat ini mengalami defisit. “Tidak perlu khawatir, ketersediaan pangan cukup untuk masyarakat Kabupaten Pacitan,” ungkap Wabup.

Momentum panen di Kabupaten Pacitan sekarang menjadi alternatif cadangan pangan yang cukup besar. Saat ini Kecamatan Kebonagung memulai panen, meski panen raya belum merata di semua wilayah. Hal tersebut membuat Dinas Pangan belum dapat mengkalkulasi cadangan penambahan ini. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Kapolres Pacitan; Penutupan Wilayah RT/RW Bukan Lockdown

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto mengamini penutupan wilayah di sejumlah titik tingkat RT/RW hingga desa dan kelurahan yang diberlakukan baru-baru ini di lingkup kota. Tetapi hal tersebut bukanlah Lockdown seperti yang dibicarakan banyak masyarakat. “Itu adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai turut serta mereka mengamankan wilayahnya,” katanya (07/06).

Namun demikian Kapolres menekankan PSBB harus sesuai mekanisme yang berlaku jika diterapkan di area yang lebih luas, seperti kota atau tingkat Kabupaten yang tertuang pada peraturan yang ada dari pemerintah pusat penanganan Covid-19 di Indonesia.

Sebenarnya PSBB tersebut telah dilaksanakan pemerintah sejak pertama Virus Corona mulai masuk di Indonesia, tercermin dari kegiatan belajar di rumah masing-masing bagi  seluruh siswa siswi dan mahasiswa. Begitu juga para karyawan yang diizinkan bekerja dari rumah dan sistem sehari masuk sehari libur.

Saat ini wilayah yang terpantau jajaran Polres Pacitan yang melakukan tertib Physical Distancing, salah satunya di Perumahan Barehan, Kelurahan Ploso. Namun Kapolres mengapresiasi wilayah lain yang melakukan itu. “Itu berarti menunjukan kesadaran masyarakat yang tinggi dari karang taruna hingga pemerintah desa yang turut menjaga dan mendata setiap tamu yang datang,” lanjutnya.

Menghadapi pandemi Virus Corona bagusnya seluruh elemen masyarakat dan pemerintah bersatu dengan berbagai upaya, namun Kapolres meminta melalui Sekda hingga kecamatan untuk memberikan sosialisasi terhadap mekanisme PSBB. “Yang penting tetap berhati-hati, tetap sosialisasikan kepada masyarakat. Karena cara terbaik melawan Corona itu,” tandas Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Disparpora Pacitan Siapkan Kejutan Usai Pandemi Covid-19

Penutupan sementara sembilan destinasi wisata di bawah Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan dan satu dikelola desa kembali diperpanjang hingga 21 April 2020. Keputusan tak lain memutus mata rantai penyebaran Covid-19, karena beberapa kota sekitar menjadi zona merah pandemi virus corona.

Melihat penutupan panjang ini ternyata Disparpora sadar ada celah inovasi demi mendorong kemajuan pariwisata di Kabupaten Pacitan setelah nanti dibuka kembali. Di luar mensterilkan semua lokasi dengan desinfektan secara teratur.

“Kita melakukan perbaikan-perbaikan untuk mempersiapkan diri ketika wisata kita kembali dibuka, mulai dari perbaikan tempat parkir hingga lokasi wisatanya. Terutama kita bangun spot-spot yang akan mempercantik destinasi kita,” kata T. Andi Faliandra kepada Diskominfo Pacitan (06/04/2020).

Kapan lagi ada kesempatan baik untuk meremajakan kembali area wisata sehingga semakin indah dan kembali asri, sehingga seluruh wisatawan yang selama ini harus tetap di rumah akan terkejut dengan berbagai inovasi  dari Disparpora Pacitan.

Andi dikesempatan tersebut juga juga mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan promosi masif kepada khalayak, mengingat ini tidak melanggar aturan. Baik melalui wadah sosial media atau yang lain. Sehingga tidak menutup kemungkinan usai pandemi corona, wisata di Kabupaten Pacitan viral dan menjadi satu kejutan para wisatawan.

Terlebih itu didukung para pelaku wisata dan warga masyarakat yang kompak melakukan pembersihan hingga terlibat dalam peremajaan, disempurnakan oleh komitmen Disparpora Pacitan.

Saat ini kendala yang dihadapi Disparpora menurut Andi adalah pelaku UMKM dan pemilik homestay yang menggantungkan ekonomi kepada pengunjung wisata. Penutupan tersebut diakui berdampak langsung pada pemasukan mereka. “Hari ini akan segera kami data dan kita rapatkan. Lalu kita pikirkan bersama Bidang Perekonomian, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan,” ujar Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).