Usai Gelar Genduri Positif Corona

Rasa syukur Bupati Pacitan Indartato dan seluruh jajaran Penanganan Covid-19 Pacitan kembali diuji dengan bertambahnya satu pasien positif baru. Kasus berkode 21 ini berjenis kelamin laki-laki berusia kurang lebih 40 tahun dan sehari-hari bekerja sebagai Satpam, dan telah dikarantina di Wisma Atlet Pacitan.

Penambahan ini merupakan cluster lain-lain atau abu-abu, diketahui pasien rekan sejawat pasien berkode 19 yang meninggal Sabtu kemarin (20/06). “Sekali lagi kami mohon maaf karena masih bertambah kasus baru,” kata Indartato (23/06) di Pendopo Kabupaten.

Melihat kondisi baru tersebut jajaran Satgas tangkas laksanakan tracing di dua kecamatan yakni Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro. Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengaku hingga sore tadi petugas terus melakukan tracing kesemua orang yang pernah bersinggungan langsung dengan pasien 19 dan 21. “Hari ini 10 orang yang kita swab,” kata Jubir.

Masalah semakin runyam, ketika pasien 21 mengaku habis menggelar Kondangan di rumahnya Kecamatan Sudimoro. Jajaran Satgas khawatir jika kejadian di Kabupaten Tulungagung terulang di Kabupaten Pacitan. “Ini teman-teman (Petugas medis) di sana was-was,” ungkap Dia.

Upaya tracing yang dilakukan oleh petugas kesehatan akan dilaksanakan secara menyeluruh, baik di tempat kerja maupun di rumah pasien 21. Demikian itu selain untuk menyelamatkan masyarakat juga sebagai upaya menentukan cluster yang masih abu-abu ini. (budi/not/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Launching Industri Tangguh di Pt. PPIS

Mengawali kunjungan Launching (23/06), Bupati sekaligus Ketua Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato dna jajaran meresmikan Industri Tangguh Semeru di PT. Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS), mitra PT. HM Sampoerna TBK.

Perusahaan rokok di Sidoharjo, Pacitan tersebut setidaknya memiliki karyawan sebanyak 843 orang yang tersebar diseluruh 12 Kecamatan, membuat pabrik tersebut memiliki potensi besar terhadap penyebaran covid-19 sehingga menjadi cluster baru.

Beruntung pihak perusahaan sebelum inisiatif Industri Tangguh Semeru sudah memberlakukan secara ketat protokol kesehatan, hasilnya kini seluruh karyawan yang ada sudah terbiasa dengan peraturan tersebut. (DiskominfoPacitan)

2 Pasien Positif Corona; 1 Meninggal

Awali penghujung bulan Juni, Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan kembali mengumumkan penambahan 2 kasus  positif baru. 1 pasien diantaranya adalah seorang PNS dari Kecamatan Pacitan, dan satu dari Kecamatan Ngadirojo berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menjadi positif corona, dan telah meninggal dunia.

Penambahan ini menambah jumlah total kasus Covid-19 di Kabupaten Pacitan menjadi 20 orang. Kini satgas merawat dan mengkarantina 10 pasien tersisa, sembilan diantaranya berhasil sembuh.

Sedang untuk data keseluruhan PDP yang dirawat di rumah sakit kini berjumlah 17 orang, terkonfirmasi meninggal 4 orang dan dinyatakan sembuh 13 orang. “Untuk PDP positif dan meninggal memiliki riwayat bawaan penyakit paru-paru,” ujar Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto (22/06).

Untuk riwayat pasien yang berstatus PNS disampaikan Rachmad pernah menjalani kontak dengan pasien Temboro, anehnya Tes Swab pertama menunjukkan negatif Covid-19, ternyata tes kedua hasil menunjukkan hasil yang sebaliknya.

Ini membuat Rachmad kembali meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada, berhati-hati dengan menjalankan protokol kesehatan yang telah disampaikan pemerintah. “Dengan menjalankan protokol kesehatan masyarakat telah menjadi pahlawan kepada keluarga, tetangga dan negara,” ucap Dia.

Lalu bagaimana nasib Kabupaten Pacitan dengan penambahan tersebut akan rencana besar New Normal yang digadang-gadang. Bicara masalah bersama tersebut bersatunya semua masyarakat, pemerintah adalah jawaban terbaik.

Di satu sisi pemerintah terus melakukan tracking kepada seluruh masyarakat yang berpotensi covid-19, berdasar status yang terhimpun. “Ketika muncul data, maka kami akan melakukan tracking, minimal Rapid Tes,” pungkas Rachmad. (budi/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Indartato Ingin Tremas Menjadi Contoh Nasional

Cepat atau lambat lembaga pendidikan non formal pesantren harus segera beroperasi mendidik para santri sebagai generasi penerus bangsa, di Kabupaten Pacitan Pondok Pesantren Tremas memiliki peranan strategis bahkan di kancah Nusantara.

Berbagai kesiapan matang harus dilakukan menyambut ribuan santri yang bakal memadati salah satu pondok tertua di Indonesia tersebut, dengan disiplin tinggi tanpa kesalahan sekecil apapun. Mengingat pondok tersebut umumnya memiliki santri dari berbagai wilayah di pulau Jawa bahkan Nasional.

“Kita hari ini bersama-sama dengan satuan gugus tugas melihat langsung kesiapan pondok. Ternyata sesuai dengan SOP yang berlaku. Nantinya pondok ini saya harapkan menjadi contoh bagi pesantren lain di Pacitan bahkan Nasional,” kata Bupati sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Pacitan Indartato (15/05) saat berkesempatan meninjau Pesantren Tangguh di Pacitan.

Sementara Luqman Al Hakim Harst Dimyathi atau akrab disapa Gus Lukman, salah satu Pengasuh Pondok Tremas mengaku mengapresiasi kunjungan Bupati beserta jajaran terhadap persiapan Pondok Tremas.

Meski disatu sisi pihaknya belum dapat memastikan pesantren yang mempunyai lebih dari 4000 lebih santri tersebut kapan benar-benar dibuka kembali. Namun yang pasti mekanisme yang bakal digunakan adalah mendahulukan para santri dari wilayah-wilayah yang aman dari pandemi Covid-19.

Ketua Gerakan Ayo Mondok Nasional tersebut juga menomorsatukan persetujuan pemerintah mulai Kabupaten hingga pemerintah desa. Hal tersebut mencerminkan Tremas enggan menorehkan masalah baru yang merugikan banyak pihak dalam pembukaan yang direncanakan.

Namun sesuai maklumat, pada tanggal 13 Juli mendatang rapat terkait hal tersebut bakal kembali dibahas. Karena Pihak Tremas memahami koordinasi dan kehati-hatian menjadi penentu dalam pembukaan tersebut. “Ada satu pesantren yang kembali dibuka, selang 2 hari digeruduk masyarakatnya,” kata Gus Lukman menghindari blunder semacam itu. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Cluster Temboro Kembali Dulang 4 Pasien Positif

Malam 30 ramadhan atau sehari jelang malam takbir (22/05) Kabupaten Pacitan kembali harus menelan pil pahit, dengan terkonfirmasi 4 kasus Positif baru dari cluster lama Ponpes Temboro, Magetan.

Dari 4 kasus baru tersebut terbagi 1 santri dari Desa Pelem, Pringkuku, 1 dari Desa Pakis, Nawangan dan 1 santri beserta ibu dari Desa Karangnongko, Kebonagung. Kenyataan ini membuat sebaran wabah Covid-19 semakin merata di Kabupaten Pacitan.

Bupati dan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Indartato saat pres rilis, memohon dan meminta masyarakat untuk disiplin dan jujur yang merupakan kunci dalam menghadapi pandemi ini. “Disamping tim gugus tugas bekerja, masyarakat adalah kunci bersama menanggulangi Covid-19 ini,” kata Indartato.

Sementara Rachmad Dwiyanto selaku Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan menyampaikan, tes Swab dari cluster Temboro dilaksanakan antara tanggal 11 sampai dengan 18 Mei lalu oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Kemenkes RI. “Sore tadi laporan penambahan kami terima,” ucap Dia yang juga Kadiskominfo Pacitan di kesempatan yang sama.

Terpenting walau sebaran semakin merata di Kabupaten Pacitan, namun Jubir meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang. Bukan menggampangkan, namun cluster lama ini sebelumnya sudah mendapat perhatian melalui puskesmas di kecamatan. “Sejak awal mencuat mereka sudah diburu dan diamankan,” lanjut Rachmad.

Angka ini ungkap Rachmad merupakan angka dinamis, kemungkinan tren positif masih menjadi keniscayaan jika melihat ke belakang puluhan peserta tes Swab, pemudik dan momentum lebaran.

“Masyarakat wajib menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Utamanya untuk stay at home, jangan keluar rumah bila tidak betul-betul mendesak. Dan selalu memakai masker bila keluar rumah dan berinteraksi sosial,” himbau Dia.

Utamanya pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah yang jatuh akhir pekan depan, masyarakat harus dewasa dengan menjadi pelopor demi keselamatan bersama. (budi/alazim/rach/tika/DiskominfoPacitan).